Cokelat itu adalah penyambung antara dua hati, tentu saja hatiku dan hatinya. Bayangkan saja, aku memberinya sebatang cokelat terlezat di dunia, sepenuh hati. Ia, adalah wanita teristimewa yang pernah kumiliki. Dua komposisi terbaik di semesta. Lalu kita berjanji akan memakan cokelat itu bersama, di sebuah taman, di tengah malam, untuk melihat bulan tersenyum ke arah kami.
Lalu hujan, dengan semena-mena membuat kami tak bisa bersua.
Kini, hanya cokelat itulah yang mewakili pelukanku. Meskipun belum genap ucapan "selamat tidur, wanita pemilik senyum terindah" itu.